Uji Kualitas Minyak Goreng Curah Dan Kemasan Di Bekasi

Authors

  • Zalfa Adinia Nabilla Universitas Islam As Syafi'iyah
  • Adhelia Fitri Universitas Islam As Syafi'iyah
  • Qurrota A'yun Universitas Islam As Syafi'iyah

DOI:

https://doi.org/10.26877/z985ry66

Keywords:

bilangan peroksida, asam lemak bebas, minyak goreng

Abstract

Penggunaan minyak yang telah dipakai berulang kali dengan suhu yang tinggi akan mengalami kerusakan karena proses oksidasi. Proses oksidasi pada minyak goreng menyebabkan nilai gizi makanan yang digoreng akan menurun sehingga berdampak negatif bagi kesehatan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan bekas berdasarkan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sampel yang diujikan adalah minyak curah dan minyak bekas. Parameter uji yang dilakukan adalah uji kadar asam lemak bebas atau Free Fatty Acid (FFA) dan bilangan peroksida atau Peroxide Value (PV). Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar asam lemak bebas minyak curah 1,7067% dan minyak bekas 0,853% sedangkan kadar peroksida minyak curah 35 mek O2/kg dan minyak bekas 20 mek O2/kg. Secara kasat mata terlihat minyak curah lebih jernih dibandingkan minyak bekas, tetapi setelah dilakukan pengujian kualitas minyak ternyata minyak curah mengandung kadar asam dan bilangan peroksida lebih tinggi dibandingkan minyak bekas. Meskipun minyak bekas menghasilkan angka yang lebih rendah, bukan berarti kualitasnya lebih baik dari minyak curah sehingga kedua sampel tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)

References

Fauziah, Sirajuddin, S., & Najamuddin, U. (2013). Analisis Kadar Asam Lema Bebas Dalam Gorengan Dan Minyak Bekas Hasil Penggorengan Makanan Jajanan Di Workshop UNHAS. Core, 1–9.

Febriyanto, A. N., & Firdaus, K. S. (2016). Studi Polarisasi Fluoresensi Menggunakan Sampel Minyak Sawit. Youngster Physics Journal, 5(4), 463–468.

Husnah, Nurlela, & Wahyu, A. (2020). Kualitas Minyak Goreng Sebelum Dan Sesudah Dipakai Ditinjau Dari Kandungan Asam Lemak Bebas Dan Perubahan Warna. Jurnal Redoks, 5(2), 96–107.

Lempang, I. R., Fatimawali, & Pelealu, N. C. (2016). Uji Kualitas Minyak Goreng Curah Dan Minyak Goreng Kemasan Di Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(4), 155–161.

Masyithah, C., Aritonag, B., & Gultom, E. (2018). Pembuatan Arang Aktif Dari Limbah Kulit Durian Sebagai Adsorben Pada Minyak Goreng Bekas Untuk Menurunkan Kadar Asam Lemak Bebas Dan Bilangan Peroksida. Jurnal Kimia Saintek Dan Pendidikan, II(2), 66–75.

Nainggolan, B., Susanti, N., & Juniar, A. (2016). Uji Kelayakan Minyak Goreng Curah Dan Kemasan Yang Digunakan Menggoreng Secara Berulang. Jurnal Pendidikan Kimia, 12(2), 45–57. https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.410

Salim, M., Ratnawati, G. J., & Nuswantoro, A. (2021). Pengaruh Penambahan Aloe Barbadensis Miller Pada Minyak goreng Bekas Terhadap Kdar Bilangan Asam. Jurnal Vokasi Kesehatan, 7(1), 19–23.

Siswanto, W., & Mulasari, S. A. (2015). Peningkatan Frekuensi Penggorengan Terhadap Peningkatan Peroksida Minyak Goreng Curah Dan Fortifikasi Vitamin A. KESMAS - Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(1), 1–10.

Syafrinal. (2021). Uji Mutu Minyak Goreng Sawit Kemasan X Dan Y Berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Jurnal Teknologi Pertanian, 10(2), 113–119.

Taufik, M., & Seftiono, H. (2018). Karakteristik Fisik Dan Kimia Minyak Goreng Sawit Hasil Proses Penggorengan dengan Metode Deep-Fat Frying. Jurnal Teknologi, 10(2), 123–130.

Widodo, H., Adhani, L., Prastya, M., & Annisa, A. (2020). Pemanfaatan Minyak Cengkeh Sebagai Antioksidan Alami Untuk Menurunkan Bilangan Peroksida Pada Produk Minyak Goreng. Jurnal Penelitian Dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti, 5(1), 77–90.

Downloads

Published

2025-10-16

Issue

Section

Articles