ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK PENYANDANG RETARDASI MENTAL PADA EKSTRAKURIKULER SENI TARI DI SMP ABK YAYASAN MUTIARA RUMAH PINTAR SALATIGA
DOI:
https://doi.org/10.26877/psikoedukasia.v3i2.1885Keywords:
Retardasi mental, Kemampuan Psikomotorik, Ekstrakurikuler seni tari.Abstract
Pendidikan khusus penting bagi penyandang retardasi mental karena keterbatasan perkembangan mental mereka mempengaruhi inteligensia, kognitif, dan motorik (termasuk koordinasi otot dan saraf). Upaya pengembangan kemampuan psikomotorik oleh guru kepada anak penyandang retardasi mental dapat dilakukan dengan memberikan beberapa kesempatan belajar, salah satunya dengan kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Seni tari melibatkan kemampuan gerak serta kemampuan berpikir, yang dapat disadari ini sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik mereka. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara, Analisis data menggunakan analisis data kualitatif oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan, pelaksanaan ekstrakurikuler seni tari dilatih oleh guru seni tari dilaksanakan dengan jadwal setiap kelas berbeda. Bertujuan sebagai upaya mengembangkan potensi anak retardasi mental, sebagai sarana terapi fisik motorik, pengenalan budaya tradisional Indonesia dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi anak. Media yang digunakan berupa media visual dan audio, metode yang diberikan adalah metode demonstrasi, imitasi, dan drill. Kemampuan psikomotorik penyandang retardasi mental diketahui kurang optimal, hasilnya, dari tujuh aspek kemampuan psikomotorik, diantaranya, yaitu aspek adaptasi dan originasi, anak masih belum mampu melakukannya. Faktor pendukung kemampuan psikomotorik penyandang retardasi mental pada ekstrakurikuler seni tari di SMP ABK Yayasan Rumah Pintar Salatiga adalah dukungan orang tua yang suportif, fasilitas yang memadai digunakan untuk berlatih, serta kehadiran guru yang berperan membimbing anak saar berada di sekolah. Faktor penghambatanya adalah libur sekolah yang panjang membuat anak mengalami penurunan kemampuan psikomotorik anak, perubahan emosi, dan gerakan yang menjadi tidak terkoordinir, serta penurunan fokus serta lingkungan bermain anak yang tidak terkontrol.