NILAI KEARIFAN LOKAL PADA FOLKLOR RAWA PENING DI KABUPATEN SEMARANG
DOI:
https://doi.org/10.26877/teks.v9i2.691Keywords:
kearifan local, Folklore rawa peningAbstract
Kearifan lokal merupakan pengetahuan, nilai, norma, dan keterampilan yang terdapat atau dimiliki oleh masyarakat lokal dalam mengendalikan sumber daya alam dan lingkungan hidup, supaya tetap terjaga kelestariaannya. Folklor adalah suatu kebudayaan manusia yang bersifat kolektif, disebarkan dan diwariskan secara tradisional atau turn temurun dari generasi ke generasi, baik dalam bentuk lisan, isyarat, atau alat pembantu pengingat. Kearifan lokal Rawa Pening memainkan peran penting dalam mempengaruhi masyarakat secara positif. Dengan melestarikan pengetahuan dan tradisi lokal, masyarakat dapat secara efektif mengelola krisis ekonomi dan menjaga keseimbangan lingkungan. Selain itu, kearifan lokal, yang berakar kuat di masyarakat, mengatur perilaku dan keyakinan, seperti larangan tindakan tertentu dan pentingnya mempertahankan sikap dan keyakinan. Nilai kearifan lokal yang terdapat dalam folklore Rawa Pening ada lima, yakni: 1) nilai agama, 2) nilai budi pekerti, 3) nilai budaya, 4) nilai sosial, dan 5) nilai moral.
References
Amalia, Yulianeta, dan Damaianti. (2019), Pendekatan Geo-Cultural dan Geo-Mystisme dalam Legenda Rawa Pening sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Seminar Internasional Riksa Bahasa XIII.
Arini, Bunga Candra Nur dan Hana Amalia. (2020). Nilai Budi Pekerti dan Fungsi Legenda Rawa Pening. Widyaparwa Vol. 51 No. 1.
Danandjaja, James. (2008). Folklor Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Endaswara, Suwardi. (2006). Budi Pekerti Jawa: Tuntunan Luhur Budaya Adiluhung. Narasi.
Endaswara, Suwardi. (2013). Folklor Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Endraswara, Suwardi, dkk. (2013). Pedoman Implementasi Pendidikan Kearifan Lokal Dan Sekolah Adiwiyata. Yogyakarta. Biro Administrasi Pemerintahan Provinsi DIY.
Endraswara, Suwardi. (2016). Budi Pekerti Jawa: Tuntunan Luhur Budaya Adiluhung. Narasi.
Handayani, Pipit Mugi. (2020). Menimbang Kekayaan “Legenda Baruklinting” sebagai Bahan Ajar pada Pembelajaran Sekolah Dasar di Kabupaten Semarang. Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang (SINOV) Vol. 3 No. 1.
Kaldianus, R., Sumantri, P., & Darma, A. (2023). Implementasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Sejarah di Madrasah Aliyah Tahfizhil Quran. Islamic Education, 3(1), 20-26.
Kembaren, E. S., & Sanubarianto, S. T. (2021). Cerita Rakyat “Belu Mau, Sabu Mau, Dan Ti’i Mau” Sebagai Ikatan Tiga Suku Bangsa Dan Nilai Kearifan Lokal. Widyaparwa, 49(2), 302-314.Kembaren, M. M., Nasution, A. A., & Lubis, M. H. (2020). Cerita rakyat Melayu sumatra utara berupa mitos dan legenda dalam membentuk kearifan lokal masyarakat. Rumpun Jurnal Persuratan Melayu, 8(1), 1-12.
Leoni, Tessa Dwi dan Wahyu Indrayatti. (2017). Muatan Keaifan Lokal dalam Cerita Rakyat Kepulauan Riau. Jurnal Kiprah Vol. 5 No. 2.
Ningsih, E. P., & Rizki, S. N. (2024). Pengaruh Cerita Rakyat dalam Pembentukan Nilai-Nilai Budaya Lokal: Pendekatan Fenomenologi. Kamara Journal, 1(1).
Ridwan, Benny. (2013). Kesadaran dan Tanggung Jawab Pelestarian Lingkungan Masyarakat Muslim Rawa Pening Kabupaten Semarang. INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol. 7 No. 2.
Sari, W. D. (2014). Pandangan Masyarakat Terhadap Upacara Merti Desa di Desa Cangkrep Lor Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol. 4 No. 1.
Sibarani, Robert. (2012). Kearifan Lokal (Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan). Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).